Perang Turki Vs Suriah di Ambang Mata

Internasional0 Dilihat

Pasukan Turki telah membanjiri wilayah Idlib, Suriah. Bahkan masih banyak tentara Turki yang sedang menuju ke daerah perbatasan untuk memukul mundur serangan pasukan pemerintah Suriah terhadap pemberontak di barat laut negara itu yang hanya tinggal menunggu waktu.

Pasukan Turki tak lama lagi akan berhadapan langsung dengan pasukan Suriah yang didukung Rusia, setelah negosiasi dengan Rusia menemui kegagalan, ujar Presiden Tayyip Erdogan.

Pihak Kremlin mengatakan, bentrokan antara pasukan Turki dan Suriah akan menjadi “skenario terburuk” dan Rusia akan berusaha untuk mencegah situasi semakin buruk.

Pasukan Suriah yang didukung pesawat tempur dan pasukan khusus Rusia telah bertempur sejak Desember untuk membasmi para pemberontak di benteng terakhir mereka yang berada di provinsi Idlib dan Aleppo.

Operasi militer yang dilakukan pasukan Suriah itu bisa menjadi salah satu episode terakhir perang saudara tersebut, yang sudah berlangsung selama sembilan tahun. Sudah hampir satu juta warga sipil mengungsikan diri dari serangan udara dan serangan artileri ke arah perbatasan. Keadaan itu membuat badan-badan bantuan internasional kewalahan menangani krisis kemanusiaan.

Turki, yang telah menampung 3,6 juta pengungsi Suriah, mengatakan tidak dapat menangani lebih banyak lagi pengungsi.

Ketika berbicara kepada anggota parlemen dari Partai AK yang berkuasa pada Rabu 19 Februari, Erdogan mengatakan Turki bertekad menjadikan Idlib sebagai zona aman. Perundingan dengan Rusia akan dilanjutkan. Sejauh ini, beberapa putaran perundingan diplomatik gagal mencapai kesepakatan, katanya, seperti dilansir Antara, Kamis (20/2/2020).

“Kami memasuki hari-hari terakhir bagi rezim untuk menghentikan permusuhannya di Idlib. Kami membuat peringatan terakhir,” kata Erdogan, yang negaranya memiliki jumlah tentara terbesar kedua di NATO.

“Turki telah melakukan persiapan untuk melaksanakan rencana operasi militer sendiri. Saya katakan bahwa kita dapat datang kapan saja. Dengan kata lain, serangan Idlib hanya masalah waktu.”