PALUPOS.COM – Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menekankan pihaknya bisa saja mencabut sanksi atas Rusia berkaitan dengan invasinya ke Ukraina. Namun dengan syarat pihak Rusia harus melakukan gencatan senjata dan menarik pasukannya dari Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Minggu (27/3/2022), Truss menyebut pihak Rusia juga harus setuju untuk “tidak melakukan agresi lebih lanjut” terhadap Ukraina agar sanksi Inggris yang dikenakan pada ratusan orang dan entitas tetap dilonggarkan.
Sampai saat ini, pihak Inggris dilaporkan telah memberikan sanksi kepada lebih dari 1.000 individu dan bisnis Rusia dan Belarusia dalam beberapa pekan terakhir. Sanksi terakhir diumumkan hanya dua hari yang lalu.
“Sanksi seharusnya hanya datang dengan gencatan senjata dan penarikan penuh, tetapi juga komitmen bahwa tidak akan ada agresi lebih lanjut,” kata Truss kepada Sunday Telegraph.
“Dan juga, ada peluang untuk mendapatkan sanksi snapback jika ada agresi lebih lanjut di masa depan,” lanjutnya.
Diplomat top Inggris tersebut mencatat bahwa Rusia telah menandatangani beberapa perjanjian yang kemudian gagal mereka patuhi. Karena itu lah, dia menilai perlu ada tindakan keras dalam menanggapi sikap Rusia.
“Tentu saja, sanksi adalah pengungkit yang keras. Itu pengungkit nyata yang menurut saya bisa digunakan,” ujarnya.
Komentar tersebut senada dengan pernyataan yang disampaikan baru-baru ini oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Blinken menyebut hukuman yang luas terhadap Rusia “tidak dirancang untuk menjadi permanen” dan bisa “hilang” jika Moskow mengubah perilakunya.
Namun, mereka datang ketika ketegangan diplomatik dengan Rusia tumbuh semakin tinggi selama perang sebulan di Ukraina.
Sementara itu, pada hari Sabtu (26/3) kemarin, Presiden AS Joe Biden sempat mencap pemimpin Rusia Vladimir Putin “seorang tukang daging”. Dia juga menyebut Putin “tidak bisa tetap berkuasa”.
Source: detik.com