Palupos – World Health Organization (WHO) mencatat jumlah penderita lupus di dunia hingga saat ini mencapai lima juta orang, dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari 100.000 kasus baru.
Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online 2016, terdapat 2.166 pasien rawat inap yang didiagnosis penyakit lupus. Tren ini meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan 2014, dengan ditemukannya 1.169 kasus baru.
Tingginya angka kematian akibat lupus perlu mendapat perhatian khusus karena 25% atau sekitar 550 jiwa meninggal akibat lupus pada 2016. Bagi pasien yang sudah didiagnosis menderita lupus eritematosus sistemik (LES), ada hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup.
Mereka sebaiknya menghindari aktivitas fisik yang berlebihan, hindari merokok, hindari perubahan cuaca karena memengaruhi proses inflamasi, hindari stres dan trauma fisik, diet khusus sesuai organ yang terkena.
Sebaiknya hindari juga paparan sinar matahari secara langsung, khususnya UV pada pukul 10.00 hingga 15.00, gunakan pakaian tertutup dan tabir surya minimal SPF 30PA++ 30 menit sebelum meninggalkan rumah, hindari paparan lampu UV, hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon estrogen, dan kontrol secara teratur ke dokter dan minum obat secara teratur.
“Hingga saat ini LES belum dapat disembuhkan. Tujuan pengobatan adalah untuk mendapatkan remisi panjang, mengurangi tingkat gejala, mencegah kerusakan organ, serta meningkatkan kesintasan.
ADVERTISEMENT
Berkat teknologi pengobatan LES yang terus berkembang, sebagian penderita LES dapat hidup normal atau setidaknya mendekati tahap normal. Dukungan keluarga, teman, juga berperan penting dalam membantu para penderita LES dalam menghadapi penyakitnya,” kata ahli dari Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr Sumariyono SpPD-KR. (Iman Firmansyah) seperti ya dikutip dari (SindoNews)