Perang Korea ditaksir akan segera meletus. Itu karena Korea Utara tidak mengindahkan ancaman yang dilakukan berbagai negara di dunia. Korut terus melakukan uji-coba rudal nuklirnya, dan ini yang membuat negara-negara lain marah.
Jika sampai perang ini pecah, hampir semua pihak yakin, Korut bakal kalah. Kekalahan itu bakal menghancurkan Korut dan rakyatnya, dan butuh biaya besar untuk menyatukan dua Korea.
Sedang pemimpin Korut, Kim Jong-un, jika tidak mati, maka dia akan meminta perlindungan terhadap China atau Rusia. Kalau dua negara itu tidak memberikan jaminan, maka dia akan lari untuk minta perlindungan negara-negara Amerika Latin.
Analisis itu diberikan seorang ahli sejarah tentaang skenario penyatuan Korea Utara dan Selatan setelah konflik berakhir. Peneliti dari National University Australia, Leonid Petrov, menyebut, bahwa proses itu akan memakan waktu lama, setidaknya satu dekade.
Dan untuk menyatukan kedua negara itu akan berbiaya mahal. Ditaksir menelan biaya USD 3 triliun. Dengan dana sejumlah itu memungkinkan kedua ‘etnis’ itu berintegrasi.
“Kedua negara telah saling terisolasi satu sama lain. Mereka berbicara dengan dialek yang berbeda, memahami dunia secara berbeda,” ungkapnya pada Asian Correspondent, Rabu (3/5/2017).
Dia memperingatkan warga Korut yang akan merasa sulit untuk berasimilasi dengan norma tetangga mereka di Selatan. Mereka akan menghadapi diskriminasi oleh pihak berwenang yang akan memperlakukannya sebagai warga kelas dua.
“Korea Selatan tidak membutuhkan saudara-saudaranya yang miskin, agresif, dan kurang terdidik untuk membanjirinya,” ujarnya.
Dan bagaimana dengan Kim Jong-un, pemimpin tertinggi Korut? Ahli itu mengatakan, bahwa diktator ini kemungkinan akan mencari perlindungan ke China, Rusia, atau Amerika Selatan. Adakah kemungkinan terjadinya reunifikasi antara Korea Utara dan Selatan yang telah berhenti sejak tahun 2008 bakal terciota? jss